That Hollywood Smile?



Gigi putih cemerlang, siapa yang tidak ingin?

Selain membuat senyum tampak lebih menarik dan sehat, gigi putih cemerlang memberikan kesan energik dan awet muda, berkebalikan dengan gigi kuning kusam yang memberikan kesan menua.

Prosedur teeth whitening pun kini kian populer. Walaupun berbagai macam produk pemutih gigi beredar bebas di pasaran, tetapi hasilnya tetap tidak seefektif prosedur teeth whitening yang dilakukan di bawah pengawasan dokter gigi.

Namun, tahukah Anda ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai proses teeth whitening?

Tidak semua orang dapat menjalani prosedur teeth whitening.
Walaupun teeth whitening merupakan prosedur yang aman, tetapi prosedur ini tidak disarankan untuk:
  • Pasien dengan usia di bawah 14 tahun
  • Ibu hamil dan menyusui
  • Pasien dengan penyakit sistemik seperti diabetes, gangguan jantung, dan dalam perawatan radio/kemoterapi
  • Pasien dengan resesi gingiva dan gigi sensitif.

Ada kemungkinan pasien mengalami sensitivitas pasca teeth whitening.
Walaupun prosedur ini secara umum tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memiliki downtime, resiko munculnya sensitivitas ini meningkat pada pasien dengan gigi retak (cracked teeth), karies terbuka, tambalan yang bocor, dan gigi yang sensitif.
Sensitivitas merupakan hal yang normal terjadi pada prosedur teeth whitening, dan akan menghilang dengan sendirinya. Dokter gigi akan memberikan gel untuk desensitisasi yang mengandung potassium nitrat untuk mengurangi ketidaknyamanan yang ada. Konsultasikan gigi Anda terlebih dahulu dengan dokter gigi untuk mendapatkan informasi perawatan yang dibutuhkan sebelum menjalani prosedur teeth whitening.

Hasil akhir teeth whitening bervariasi, tergantung dari kondisi gigi masing-masing orang.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi perubahan warna gigi-geligi.
Perubahan warna yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik (makanan/ minuman berwarna, rokok) dapat dikoreksi dengan efektif melalui prosedur teeth whitening. Sebaliknya, perubahan warna yang disebabkan oleh faktor intrinsik (konsumsi obat-obatan tertentu pada masa pembentukan gigi, fluorosis, dll) tidak dapat dikoreksi dengan prosedur teeth whitening dan membutuhkan prosedur yang  lebih invasif seperti veneer maupun crown.
Gigi-geligi pasien muda memberikan respon lebih baik terhadap bahan teeth whitening dibandingkan dengan gigi-geligi pasien dengan usia yang lebih tua.

Prosedur teeth whitening tidak mengubah warna restorasi komposit, crown, dan bridge.
Prosedur teeth whitening hanya akan mengubah warna dari gigi asli, sedangkan warna tambalan dan mahkota gigi tiruan akan tetap sama. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Setelah prosedur teeth whitening ini selesai, tambalan dan mahkota gigi tiruan tersebut dapat diganti dengan warna yang lebih cerah sesuai dengan warna gigi Anda yang baru. Konsultasikan hal ini dengan dokter gigi yang merawat.

Realistislah dengan harapan akan warna gigi yang dicapai pasca perawatan.
Beberapa orang menginginkan warna gigi nyaris seputih kertas. Warna putih kertas hanya tampak indah pada kertas, dan bila diaplikasikan ke gigi akan terlihat sangat tidak alami.
Demikian halnya dengan tingkat pemutihan warna yang ingin dicapai. Pemutihan gigi hingga beberapa shade lebih cerah dapat dilakukan, tetapi biasanya tidak dapat dicapai hanya dengan satu kali perawatan saja. Konsultasikan dengan dokter gigi Anda untuk mendapatkan gambaran warna yang mungkin dicapai setelah prosedur teeth whitening.

Ada resiko relapse.
Teeth whitening bukan merupakan prosedur permanen untuk mengubah warna gigi. Gigi asli tetap akan mengalami perubahan warna. Tentu saja perubahan warna tidak terjadi secara langsung dan drastis, tetapi akan berlangsung perlahan-lahan. Dibutuhkan teknik maintenance yang baik untuk mempertahankan efek teeth whitening ini dalam jangka waktu yang maksimal. Maintenance biasanya dilakukan dengan home bleaching kit, sesuai dengan instruksi dokter gigi yang merawat.
Pada pasien dengan tingkat konsumsi teh/ kopi/ red wine/ rokok tinggi, maka perubahan warna giginya akan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan pasien yang tidak/ mengurangi konsumsi hal-hal tersebut.